WAKTU SYURUK HARAM SOLAT SELAMA 28 MINIT DI MALAYSIA
Posted on July 27, 2007 by produkhalal
Bagaimana kiraan waktu Syuruk (28 minit) di Malaysia?
Sekiranya waktu Subuh adalah di antara 5.50 hingga 7.10, dan waktu Syuruk adalah 7.11. Waktu yang diharamkan solat itu adalah dari 7.11 sehingga 7.39. (7.11 + 28 minit = 7.39)
(penulis merujuk kepada Malaysia kerana pergerakan matahari di Malaysia dan negara yang berada tidak sama dgn garis lintang Malaysia, adalah tidak sama.)
Mengapa waktu ini diharamkan?
Waktu ini haram untuk melakukan sebarang solat kerana tanduk syaitan berada di antara matahari.
Rasulullah mengharamkan solat dalam waktu ini kerana ia menyerupai orang yang menyembah matahari.
Waktu Pagi yang Penuh Berkah
December 8, 2009 — vantaz
Waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah dan di antara waktu yang diperintahkan untuk memanfaatkannya.
Orang-orang sholih terdahulu sangat membenci tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim ketika menjelaskan masalah banyak tidur yaitu bahwa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan”
Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :
[1] tidur ketika sangat butuh,
[2] tidur di awal malam –ini lebih manfaat daripada tidur di akhir malam-,
[3] tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan sore-. Apalagi di waktu pagi dan sore sangat sedikit sekali manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu ‘Ashar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.
Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)
BAHAYA TIDUR PAGI [1]
[Pertama] Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah.
[Kedua] Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush sholih (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.
[Ketiga] Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.
[Keempat] Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya.
Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.” (Miftah Daris Sa’adah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula.
[Kelima] Menghambat datangnya rizki.
Ibnul Qayyim berkata, “Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit sholat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat.” (Zaadul Ma’ad, 4/378)
[Keenam] Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Ma’ad, 4/222)
Pembagian Waktu dalam Belajar dan Menghafal
Posted on Januari 4, 2010 by Septian
Pembagian Waktu dalam Belajar dan Menghapal
Seseorang hendaknya membagi waktu siang dan malamnya. Semestinya dia memanfaatkan sisa umurnya, karena sisa umur seseorang tidak ternilai harganya.
-Waktu terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur.
-Waktu terbaik untuk membahas/meneliti (suatu permasalahan) adalah di awal pagi.
-Waktu terbaik untuk menulis adalah di tengah siang.
-Waktu terbaik untuk menelaah dan mengulang (pelajaran) adalah malam hari.
Al-Khathib rahimahullahu berkata: “Waktu terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur, setelah itu pertengahan siang, kemudian waktu pagi.”
Beliau berkata lagi: “Menghafal di malam hari lebih bermanfaat daripada di siang hari, dan menghafal ketika lapar lebih bermanfaat daripada menghafal dalam keadaan kenyang.”
Beliau juga berkata: “Tempat terbaik untuk menghafal adalah di dalam kamar, dan setiap tempat yang jauh dari hal-hal yang melalaikan.”
Beliau menyatakan pula: “Tidaklah terpuji untuk menghafal di hadapan tetumbuhan, yang menghijau, atau di sungai, atau di tengah jalan, di tempat yang gaduh, karena hal-hal itu umumnya akan menghalangi kosongnya hati.”
(Diambil dari Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim, karya Al-Qadhi Ibrahim bin Abil Fadhl ibnu Jamaah Al-Kinani rahimahullahu, hal. 72-73, cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah)
Dikutip dari www.Asysyariah.com Penulis : Penulis : Redaksi, Judul: Waktu dan Tempat Menghafal Ilmu
*http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/12/20/pembagian-waktu-dalam-belajar-dan-menghapal/
Solat Dhuha adalah KUNCI REZEKI
Posted on Mac 30, 2008 by nursyirah
SEMBAHYANG DHUHA
Murahkan rezeki, menolak kepapaan
Antara ibadat sunat yang dianjurkan dan menjadi amalan Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri ialah sembahyang sunat Dhuha. Banyak hadis-hadis yang mengalakkannya dan menyatakan keutamaannya, Antaranya dalam riwayat Abu Hurairah katanya:-
Maksudnya :”Kekasihku Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara, aku tidak meninggalkannya, iaitu ; supaya aku tidak tidur melainkan setelah mengerjakan witir, dan supaya aku tidak meninggalkan dua rakaat sembahyang Dhuha kerana ia adalah sunat awwabin, dan berpuasa tiga hari daripada tiap-tiap bulan”( Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Dalam riwayat yang lain Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda yang maksudnya : “Pada tiap-tiap pagi lazimkanlah atas tiap-tiap ruas anggota seseorang kamu bersedekah; tiap-tiap tahlil satu sedekah, tiap-tiap takbir satu sedekah, menyuruh berbuat baik satu sedekah, dan cukuplah ( sebagai ganti ) yang demikian itu dengan mengerjakan dua rakaat sembahyang Dhuha .”( Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Adapun kelebihan sembahyang Dhuha itu sepertimana di dalam kitab “An-Nurain” sabda Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam yang maksudnya : “Dua rakaat Dhuha menarik rezeki dan menolak kepapaan.”
Dalam satu riwayat yang lain Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :“Barangsiapa yang menjaga sembahyang Dhuhanya nescaya diampuni Allah baginya aku segala dosanya walaupun seperti buih dilautan.”(Riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
Dan daripada Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata :“Aku mendengar Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Barangsiapa yang mengerjakan sembahyang sunat Dhuha dua belas rakaat dibina akan Allah baginya sebuah mahligai daripada emas”(Riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Waktu sembahyang Dhuha ialah dari naik matahari sampai sepenggalah dan berakhir di waktu matahari tergelincir tetapi disunatkan dita’khirkan sehingga matahari naik tinggi dan panas terik.
Cara menunaikannya pula adalah sama seperti sembahyang-sembahyang sunat yang lain iaitu dua rakaat satu salam. Boleh juga dikerjakan empat rakaat, enam rakaat dan lapan rakaat. Menurut sebahagian ulama jumlah rakaatnya tidak terbatas dan tidak ada dalil yang membatasi jumlah rakaat secara tertentu, sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah bermaksud:“Adalah Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam bersembahyang Dhuha empat rakaat dan menambahnya seberapa yang dikehendakinya.”(Hadis riwayat Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah)
Dalam sebuah hadis yang lain Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bermaksud :” Barangsiapa yang menunaikan sembahyang sunat Dhuha sebanyak dua rakaat tidak ditulis dia daripada orang-orang yang tidak lalai daripada mengingati Allah dan barangsiapa yang menunaikan nya sebanyak empat rakaat ditulis akan dia daripada orang-orang yang suka beribadat dan barangsiapa yang menunaikannya sebanyak enam rakaat dicukupkan baginya pada hari tersebut, barangsiapa menunaikanyan sebanyak lapan rakaat Allah menulis baginya daripada orang-orang yang selalu berbuat taat, barang siapa yang menunaikannya sebanyak dua belas rakaat Allah akan membina baginya mahligai didalam syurga dan tidak ada satu hari dan malam melainkan Allah mempunyai pemberian dan sedekah kepada hamba-hambaNya dan Allah tidak mengurniakan kepada seseorang daripada hamba-hambaNya yang lebih baik daripada petunjuk supaya sentiasa mengingatiNya,” ( Riwayat At-Thabarani )
Murahkan rezeki, menolak kepapaan
Antara ibadat sunat yang dianjurkan dan menjadi amalan Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri ialah sembahyang sunat Dhuha. Banyak hadis-hadis yang mengalakkannya dan menyatakan keutamaannya, Antaranya dalam riwayat Abu Hurairah katanya:-
Maksudnya :”Kekasihku Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara, aku tidak meninggalkannya, iaitu ; supaya aku tidak tidur melainkan setelah mengerjakan witir, dan supaya aku tidak meninggalkan dua rakaat sembahyang Dhuha kerana ia adalah sunat awwabin, dan berpuasa tiga hari daripada tiap-tiap bulan”( Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Dalam riwayat yang lain Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda yang maksudnya : “Pada tiap-tiap pagi lazimkanlah atas tiap-tiap ruas anggota seseorang kamu bersedekah; tiap-tiap tahlil satu sedekah, tiap-tiap takbir satu sedekah, menyuruh berbuat baik satu sedekah, dan cukuplah ( sebagai ganti ) yang demikian itu dengan mengerjakan dua rakaat sembahyang Dhuha .”( Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Adapun kelebihan sembahyang Dhuha itu sepertimana di dalam kitab “An-Nurain” sabda Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam yang maksudnya : “Dua rakaat Dhuha menarik rezeki dan menolak kepapaan.”
Dalam satu riwayat yang lain Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :“Barangsiapa yang menjaga sembahyang Dhuhanya nescaya diampuni Allah baginya aku segala dosanya walaupun seperti buih dilautan.”(Riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
Dan daripada Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata :“Aku mendengar Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Barangsiapa yang mengerjakan sembahyang sunat Dhuha dua belas rakaat dibina akan Allah baginya sebuah mahligai daripada emas”(Riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Waktu sembahyang Dhuha ialah dari naik matahari sampai sepenggalah dan berakhir di waktu matahari tergelincir tetapi disunatkan dita’khirkan sehingga matahari naik tinggi dan panas terik.
Cara menunaikannya pula adalah sama seperti sembahyang-sembahyang sunat yang lain iaitu dua rakaat satu salam. Boleh juga dikerjakan empat rakaat, enam rakaat dan lapan rakaat. Menurut sebahagian ulama jumlah rakaatnya tidak terbatas dan tidak ada dalil yang membatasi jumlah rakaat secara tertentu, sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah bermaksud:“Adalah Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam bersembahyang Dhuha empat rakaat dan menambahnya seberapa yang dikehendakinya.”(Hadis riwayat Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah)
Dalam sebuah hadis yang lain Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bermaksud :” Barangsiapa yang menunaikan sembahyang sunat Dhuha sebanyak dua rakaat tidak ditulis dia daripada orang-orang yang tidak lalai daripada mengingati Allah dan barangsiapa yang menunaikan nya sebanyak empat rakaat ditulis akan dia daripada orang-orang yang suka beribadat dan barangsiapa yang menunaikannya sebanyak enam rakaat dicukupkan baginya pada hari tersebut, barangsiapa menunaikanyan sebanyak lapan rakaat Allah menulis baginya daripada orang-orang yang selalu berbuat taat, barang siapa yang menunaikannya sebanyak dua belas rakaat Allah akan membina baginya mahligai didalam syurga dan tidak ada satu hari dan malam melainkan Allah mempunyai pemberian dan sedekah kepada hamba-hambaNya dan Allah tidak mengurniakan kepada seseorang daripada hamba-hambaNya yang lebih baik daripada petunjuk supaya sentiasa mengingatiNya,” ( Riwayat At-Thabarani )
Panduan Solat Qasar Dan Jama ' (bagi mereka yg x tau niat solat jamak) | ||||||||||
|